Gangguan Makan pada Anak: Penyebab dan Pengobatan

Gangguan makan pada anak umumnya dianggap sebagai penyakit yang berkembang setelah 3 bulan dan menghilang secara spontan pada masa remaja.

Gangguan makan yang terjadi karena berbagai alasan dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan dan masalah mental, terutama pada masa bayi. Karena itu, bila ada masalah dengan pola makan anak, maka perlu segera berkonsultasi ke dokter.

Harus mengetahui perbedaan-perbedaan ini: Jenis gizi dan gangguan makan yang terlihat pada anak-anak

Gangguan makan pada anak dapat terjadi dengan tiga cara berbeda. Sejalan dengan sistem diagnostik DSM-4, jenis gangguan makan adalah sebagai berikut:

Gangguan nutrisi: Selama setidaknya 4 minggu, penurunan berat badan yang terlihat atau perilaku seperti kegelisahan, introversi, dan sikap apatis yang menyertai penambahan berat badan menunjukkan malnutrisi pada anak-anak. Kegagalan dalam menangani malnutrisi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan, masalah adaptasi sosial dan masalah fisik.

Huruf pika: Pica, yaitu kebiasaan mengonsumsi zat yang tidak berkualitas pangan dan tidak boleh dikonsumsi, biasanya dimulai antara 12-24 bulan. Makan bahan seperti kertas, rambut, pasir, dan tanah dapat menyebabkan gangguan sistem pencernaan, muntah dan infeksi pada bayi dan anak.

Gangguan ruminasi: Gangguan ruminasi, yang didefinisikan sebagai menelan makanan dengan mengunyah lagi di mulut setelah keluar dari kerongkongan, biasanya terjadi selama transisi ke makanan tambahan. Gangguan ruminasi dapat menyebabkan masalah perut, haus, atau keterlambatan pertumbuhan.

Penyebabnya penting: Penyebab gizi dan gangguan makan pada anak

Prof. Dr. Menurut Abdurrahman Altındağ, gangguan makan dan gizi yang terjadi pada anak didasarkan pada faktor psikologis. Gangguan ruminasi merupakan masalah yang biasanya terjadi dengan tujuan untuk menarik perhatian orang tua, dan kecemasan atau kecemasan yang berlebihan merupakan dasar dari gangguan pica.

Menurut penelitian, gangguan makan dan gizi lebih sering terjadi pada anak-anak yang ditinggalkan atau kurang diberi perhatian.

Bagaimana dengan apa yang bisa dilakukan: Pengobatan gizi dan gangguan makan pada anak

Gangguan makan dan gizi pada anak dapat terjadi karena masalah pencernaan, beberapa penyakit sistemik atau autoimun, dan umumnya didasarkan pada masalah psikologis.

Prof. Dr. Bengi Semerci menekankan bahwa kebutuhan perhatian anak harus dipenuhi. Apalagi saat masih bayi, anak mungkin menolak untuk diberi makan dan mencoba menghukum orang tua atau orang yang mengasuhnya. Tindakan pencegahan terhadap gangguan makan perlu dilakukan agar anak tumbuh sehat.

Mari kita ambil semua orang tua seperti ini: Nasihat untuk orang tua

Sikap orang tua yang tidak tepat dalam proses pemberian makan dapat menyebabkan bayi menolak makan makanan tertentu atau beralih ke zat yang tidak boleh dimakan. Prof. Dr. Saran Bengi Semerci kepada orang tua untuk mencegah gangguan makan dan masalah gizi pada anak adalah sebagai berikut:

  • Selama menyusui, hindari aktivitas yang dapat mengganggu bayi atau anak. Menonton televisi, bertelepon, atau mengobrol dapat menyebabkan bayi menjadi teralihkan dan tidak cukup makan.
  • Jangan menekan anak untuk menyelesaikan makannya dengan cepat.
  • Jangan menipu bayi untuk membuka mulutnya dan memberinya makan secara paksa.
  • Jangan melarang bayi menyentuh makanan. Jangan mencegahnya memegang sendok atau garpu.
  • Jangan berlebihan untuk diet seimbang dan sehat untuk anak-anak dan bayi.
  • Tidak selalu benar untuk menyelesaikan semua piring. Jika bayi kenyang, jangan paksa dia makan lebih banyak.
  • Tidak boleh dilupakan bahwa jika masalah gizi yang dapat menyebabkan banyak masalah mental, fisik dan sosial berlangsung selama lebih dari sebulan, maka harus segera dikonsultasikan.

    Tulisan Terbaru

    $config[zx-auto] not found$config[zx-overlay] not found